Intropeksi Diri

September 5, 2009 - Author: chrisye - Comments are closed

    Sharing by Ibu Donna Sundah

    2 September 2009

    Mazmur 26:1-3

    “Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

    praying Salah satu karakter Daud yang disukai Tuhan dari Daud adalah bagaimana Daud lebih memperhatikan apa kata Tuhan tentang dirinya. Daud takut kehilangan Tuhan, intropeksi diri yang Daud lakukan adalah karena dia takut hidupnya jauh dari Tuhan. Daud suka “intropeksi diri” dan jika didapati dia bersalah maka Daud akan bertobat dan berbalik dari jalannya yang salah.

    Saul berbeda dengan Daud, Saul lebih memperhatikan apa kata orang dibandingkan dengan apa kata Tuhan, sifat kepentingan dirinya sendiri melebihi kepercayaan yang Tuhan sudah berikan dalam dirinya. Saul terlihat seperti menyesali pelanggarannya namun dia tidak sungguh-sungguh dalam penyesalan atau pertobatannya. Tuhan tak suka akan hal ini dan Tuhan berperkara akan hal ini.

    Dalam Mazmur 26:2 Suatu sikap dari seorang yang secara aktif melihat keberadaan dirinya dihadapan Tuhan. Intropeksi dilakukan oleh Daud supaya ada perbaikan atau kemajuan lagi yang harus Daud lakukan.

    Mazmur 139:23,24

    “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”

    Kita tahu bahwa Daud pernah melakukan hal yang sangat tak berkenan yaitu saat Daud mengambil Betsyeba dari tangan suaminya, Uria melalui perselingkuhan dan lalu menjurus kepada kematian Uria yang direncanakan oleh Daud. Tuhan tak mau Daud berlama-lama akan pelanggarannya karena itu saat Daud tak sadari akan pelanggaran ini maka Tuhan kirim nabi Nathan untuk menegur Daud.

    Intropeksi diri menghasilkan :

    1. Jagalah hatimu dari segala (Amsal 4:23)
    2. Tidak menghakimi orang lain (Lukas 6:41,42), Tuhan mau kita melihat dulu apa yang ada didalam diri k\ita sendiri dan dengan begitu kita tak mudah untuk menghakimi/menyalahkan orang lain.
    3. Mau dibentuk Tuhan karena memiliki kerendahan
    4. Kejujuran/keterbukaan/tak mensembunyikan kesalahan.Tuhan Yesus mengecam ahli-ahli taurat yang suka akan kegelapan/pengertian diri sendiri melebihi pengertian dari Tuhan. Hendaklah kita hidup dalam terang,jadi anak-anak terang karena Tuhan adalah terang itu sendiri. hati (Matius 6:23) “jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
    5. Check-up spiritual salah satu caranya adalah kita mau menghadapi ujian-ujian (proses dari Tuhan)/test kehidupan supaya kita tahu posisi rohani kita sudah ada dimana. Ujian-ujian ini memampukan kita untuk melihat apakah kita sudah hidup berkenan pada Tuhan. Check-up ini memampukan kita untuk menghadapi kenyataan, apakah kita sudah siap atau kurang siap dalam hidup pelayanan kita ini.

    Intropeksi diri berbeda dengan sikap mau dibentuk karena intropeksi diri mulai terjadi dari dalam diri kita sendiri. Ada kesadaran pribadi untuk melakukan intropeksi diri karena ini bersifat proaktif. Mau dibentuk dimulai dari dua sumber yaitu yang mau membentuk kita dan kemudian kerelaan dari kita sendiri untuk mau dibentuk.

    Orang-orang farisi memiliki sifat yang tak disukai oleh Tuhan Yesus karena mereka mengenal taurat tapi tak percaya akan pengenapan dari taurat itu sendiri. Hal ini dikarenakan mereka tak mau intropeksi diri dan tak mau dibentuk oleh kebenaran sejati yaitu Tuhan itu sendiri.

    Ada tiga hal yang bisa dijabarkan dalam meresponi hidup ini dengan baik yaitu:

    a) Ditegur karena bersalah tetapi tak berubah/bertobah (seperti orang farisi dan ahli-ahli taurat).

    b) Ditegur dan mau berubah bertobat.

    c) Sebelum ditegur sudah mau intropeksi diri dulu (hal inilah yang berkenan lebih lagi dari dua diatas).

    Orang yang mau intropeksi diri berani untuk keluar dari zona nyamannya (Matius 5:48). Jangan kita nyaman atau stag dalam zona nyaman kita. Orang yang berani keluar dari zona nyaman mau menjadi lebih baik dari sebelumnya karena tidak takut hadapi kritikan dan tanggapan dari orang lain.

    Galatia 6:4 mengatakan bahwa baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri-sendiri!

    Melihat keadaan diri sendiri mempunyai kelebihan tersendiri seperti:

  1. Terhindar dari suatu proses yang panjang (sebagai mana bangsa Israel yang keluar dari mesir).
  2. Ada ketentraman karena masing-masing mau intropeksi diri sehingga tercipta damai sejahtera yang sesungguhnya.
  3. Ada kedewasaan yang lebih seperti semakin dikuduskan dan semakin disempurnakan oleh Tuhan lebih lagi sehingga kita pada akhirnya akan menjadi mempelaiNYA yang tak bercacat cela pada hari kedatanganNYA yang kedua kali.
  4. Tuhan Yesus memberkati.

    Donita/Doa Wanita

    Kediaman Kel. Suprianto

    Sukhumvit Soi 4

 

5 artikel terakhir oleh chrisye

Categories: Sermon Note

Discussion (1 Comment)

  1. by Samuel Manurung

    Menarik sekali dikaji karakter Daud dan Saul. Boleh dibilang masalah kepemimpian “heart” vs kepemimpian “head”. Daud orang yang dikasihi bukan karena kelebihan dan kemampuan tetapi hati yang rela dibentuk, berkali-kali dikatakan kepada Daud: “Hamba-Ku yang hatiku berkenan kepada-Nya” , dan yang melakukan kehendak Tuhan ( Kisah Para Rasul 13 : 22 ). Beda dengan Saul yang lebih menjalankan kepemimpina “head” atau otak tanpa mengandalkan Firman Tuhan, buktinya ia melakukan Firman Tuhan tidak sepenuh hati (setengah-setengah). Beberapa kesalahan Saul yang kontras dengan karakter Daud:
    1. Tidak sabar, mengambil alih tugas Samuel sebagai Nabi ( I Sam. 13 : 5 )
    2. Bodoh, karen atidak disiplin ( I Sam. 13 : 13 )
    3. Tidak konsekuaen terhadap Firman Tuhan (ISam 15 : 1-11)
    4. Lebih takut kepada manusia daripada kepda Allah ( I Sam 15 : 24 )
    5. Gila Hormat. Sudah salah di hadapan Nabi Samuel, minta dihormati di depan rakyat Israel ( I Sam 15:30 )
    6. Tidak punya kepribadian ( Plin-plan ). Di satu sisi ia menghapuskan perdukunan, tetapi ia sendiri pergi kepada wanita pemanggil arwah ( I Sam 28 – seluruh pasal )