Belajar Hidup Dalam Kerendahan Hati

September 11, 2009 - Author: admin - Comments are closed

Oleh : Sunanto

Matius 11:29 "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Belum lama ini saya membaca sebuah buku tentang kerendahan hati karangan Adrew Murray, seorang hamba Tuhan besar di abad lalu. Winkie Pratney dalam kata sambutannya untuk buku itu mengatakan bahwa kerendahan hati masih merupakan salah satu kebutuhan terbesar dalam zaman kita. Begitu banyak buku yang membahas tentang kunci hidup sukses dan diberkati, tapi hanya sedikit yang menempatkan kerendahan hati sebagai syarat untuk mencapai kesuksesan sejati. Kerendahan hati seharusnya menjadi tujuan dan sasaran dalam hidup kekristenan kita, sebab itulah kunci untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati.

Dalam bahasa Yunani kerendahan hati dituliskan dengan kata ‘praios’ (terjemahan bahasa Inggris: meek) yang mana berarti juga lemah lembut. Kata praios juga dipakai dalam salah satu tema kotbah Yesus di bukit (beatitudes), yaitu: berbahagialah orang yang lemah lembut (praios) , karena mereka akan memiliki bumi. Para teolog yang ahli bahasa aram (bahasa yang Yesus gunakan) memperkirakan maksud Yesus dengan lemah lembut (meek) di sini adalah seseorang yang menyerah kepada Allah.

Kerendahan hati memang erat kaitannya dengan peyerahan dan ketergantungan total kepada Allah. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menuliskan tentang buah Roh yang salah satunya adalah kerendahan hati/kelemahlembutan (praios, praiotes). Jadi ternyata kerendahan hati juga merupakan salah satu bagian dari buah Roh. Salah satu tanda kedewasaan rohani adalah memiliki buah Roh, termasuk salah satunya buah kerendahan hati/kelemahlembutan.

Yesus merupakan teladan utama kita dalam mempelajari hidup dalam kerendahan hati. Selama hidupNya di dunia ini, Yesus selalu berjalan dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada Bapa. Oleh karena itu pelayananNya membawa pengaruh yang begitu besar dan tidak dapat tertandingi oleh siapa pun manusia yang pernah hidup di dunia. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, maka dunia ini sudah dikuasai oleh kesombongan dan keangkuhan hidup. Yesus datang dengan bersenjatakan kerendahan hati untuk mengalahkan dan menaklukkan kesombongan tersebut. Kesombongan hanya dapat dikalahkan oleh kerendahan hati.

Walaupun Yesus merupakan anak Raja dari segala Raja, namun Ia memilih untuk lahir di kandang yang hina. Lalu Ia juga memilih untuk dilahirkan sebagai anak tukang kayu yang mana bukan pekerjaan terhormat. Selama 30 tahun, Ia juga bekerja sebagai tukang kayu, walaupun sebenarnya Ia bisa saja melayani sejak remaja, sebab kemampuan dan hikmatNya sudah memungkinkan untuk itu. Namun dengan sabar Yesus menunggu dalam kerendahan hati, sampai waktunya (kairos) telah tiba bagi Dia untuk melayani sebagai anak Allah. Salah satu definisi dari kerendahan hati adalah kerelaan untuk mengalami hinaan dan tidak dikenal.

Pada masa-masa terakhir hidupNya di dunia ini, Yesus membasuh kaki murid-muridNya sebagai lambang kerelaanNya untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Yesus mengatakan kepada para muridNya sebagaimana Aku membasuh kakimu, maka kamu wajib saling membasuh kaki yang mana berarti harus saling melayani dan merendahkan diri. Selain berarti kerelaan untuk tidak dikenal, kerendahan hati juga berarti kerelaan untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Kita wajib saling melayani satu dengan yang lain dalam kerelaan, bila ingin hidup dalam kerendahan hati. Salah satu bentuk saling melayani tersebut adalah dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1 Petrus 5:6). Syarat untuk mendapatkan promosi/peninggian dari Allah adalah hidup dalam kerendahan hati. Bila kita hidup dalam kerelaan untuk tidak dikenal dan melayani orang lain, maka Tuhan akan meninggikan kita pada waktunya. Promosi yang sejati datang dari Tuhan, bukan dari manusia. Bila Tuhan sendiri yang mempromosikan kita, maka tidak ada satupun manusia yang dapat menghalangiNya.

Selain itu hidup dalam kerendahan hati juga akan membuat hidup kita berhasil dan dipenuhi berkat. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah (Mazmur 37:11). Walaupun bangsa kita sedang dirundung krisis yang sepertinya tiada berujung, namun bila kita hidup dalam kerendahan hati, maka kita akan mewarisi negeri ini dan menikmati kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Jaminan kita bukan datang dari manusia, tetapi datang dari Allah. Tuhan tidak akan pernah gagal menepati janjiNya, sebab Ia tidak bisa gagal.

Bill Gothard mengatakan setiap pagi ia membiasakan diri merendahkan dirinya dalam doa kepada Tuhan. Setiap pagi ia mengakui kelemahan dan ketidaklayakannya kepada Tuhan. Bill berkata,  "Bila Saya tidak merendahkan diri, maka akan ada orang yang dengan senang hati akan merendahkan saya". Daripada direndahkan, lebih baik kita merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Segala sesuatu yang kita lakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan kita. Kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita itulah yang disebut karakter kita. Bila kita membiasakan diri untuk hidup dalam kerendahan hati, maka lambat laun kita akan memiliki karakter kerendahan hati. Kerendahan hati bukanlah sebuah karunia Roh, melainkan karakter yang harus terus dilatih.

Beberapa waktu belakangan ini, saya mulai membiasakan diri merendahkan diri setiap pagi di hadapan Tuhan. Setiap pagi saya mengakui kepada Tuhan semua kelemahan dan ketidakberdayaan saya. Saya mengakui dalam doa, betapa saya ini lemah dan rentan terhadap dosa karena masih tersusun dari darah dan daging. Saya memohon kasih karunia dan kekuatan kepada Tuhan agar sepanjang hari bisa hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Setelah melakukan kebiasaan itu, saya merasakan adanya sebuah kemenangan dan lebih mudah untuk hidup dalam kekudusan sepanjang hari. Bukan berarti setelah itu tidak ada lagi pencobaan dan godaan, tetapi tersedia anugerahNya yang memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap pencobaan yang datang.

Kita semua sebenarnya layak binasa karena dosa, namun oleh anugerahNya saja kita dibenarkan dan diselamatkan. Semuanya memang hanya karena anugerahNya, bukan karena kuat kita. Marilah kita hidup dalam kerendahan hati seperti Tuhan kita, Yesus Kristus!

Diuji Supaya Rendah Hati

Ulangan 8:2 "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni: apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak."

Tentang kerendahan hati, saya menekankan tentang perlunya kita belajar hidup dalam kerendahan hati. Tapi di sisi lain, Tuhan juga akan mengijinkan kita mengalami ujian agar kita bisa menjadi rendah hati. Tuhan mengijinkan masalah dan pergumulan dalam hidup kita, sebab tanpa ada masalah, kita mempunyai kecenderungan untuk menjadi sombong. Sebelum diproses dan diremukkan oleh Tuhan, kita cenderung mengandalkan kekuatan diri sendiri. Oleh karena itu, Tuhan akan meremukkan kesombongan/keakuan dalam diri kita dengan mengijinkan masalah demi masalah sesuai kemampuan kita untuk menanggungnya. Akar semua permasalahan yang kita hadapi sebenarnya adalah kesombongan.

Saya menemukan hampir semua anak Tuhan akan menjadi rendah hati saat diterpa badai masalah yang berat. Sayapun mengalami bahwa saat krisis berat datang, maka waktu itulah saya menjadi rendah hati dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika krisis datang, saya berseru meminta pertolongan kepada Tuhan. Saya juga meminta dukungan doa dari saudara seiman, sebab tidak kuat menanggung beban itu sendirian.

Tuhan sebenanya tidak ingin kita menderita, tetapi Ia harus mengijinkan penderitaan tersebut, sebab hanya itu yang membuat kita bisa menjadi rendah hati dan bergantung kepadaNya. Krisis demi krisis akan Tuhan ijinkan sampai satu titik kita benar-benar berhenti mengandalkan kekuatan sendiri dan kemudian menyerah untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Pada titik inilah kita menjadi dewasa rohani, yaitu: berubah dari berfokus pada diri sendiri (self centered), menjadi berfokus kepada Tuhan (God centered).

Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati (Yakobus 4:6b). Dalam terjemahan bahasa Inggris dituliskan Tuhan memberikan anugerah (grace) kepada orang yang rendah hati. Kerendahan hati membuat anugerah Tuhan melimpah dalam hidup kita. Saat anugerah Tuhan melimpah, maka hidup kita akan berkelimpahan dengan hikmat dan berkat. Hikmat ilahi dan kekudusan hanya dapat kita miliki melalui anugerahNya.

Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya (Ibrani 12:10b). Tuhan menghajar dan menyesah orang yang dikasihiNya dan diakuiNya sebagai anak. Tujuan disiplin tersebut adalah agar kita bisa menjadi rendah hati sehingga kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. Disiplin akan mendatangkan kerendahan hati, kerendahan hati mendatangkan anugerah dan anugerah akan mendatangkan kekudusan. Kekudusan akan membawa kita kepada keintiman kepada Allah, sebab tanpa kekudusan, tidak ada seorangpun yang akan melihat Allah. Hanya orang yang bersih tangan dan hatinya yang boleh naik ke gunung kudusNya Allah.

Bangsa Israel gagal dalam melewati ujian di padang gurun karena kekerasan hati mereka sehingga mereka gagal masuk ke tanah perjanjian (Ibrani 3:8). Hanya mereka yang lahir di padang gurun yang berhasil masuk ke tanah perjanjian. Dibutuhkan kerja sama antara Tuhan dan kita agar kita bisa menerima penggenapan janji Allah atas hidup kita (tanah perjanjian). Tuhan akan mengijinkan ujian untuk merendahkan hati kita, namun kita juga harus mempunyai hati yang lembut dan mau berubah. Jangan keraskan hati seperti bangsa Israel yang selalu bersungut-sungut saat ujian datang.

Hanya ada satu jalan untuk masuk ke tanah perjanjian, yaitu: padang gurun. Di padang gurun, Tuhan akan menguji kita agar kita menjadi rendah hati dan bergantung sepenuhnya kepadaNya. Kita harus memiliki hati yang lembut dan mau berubah agar bisa lulus dari ujian ini. Miliki hati yang selalu bersyukur dan memuji saat mengalami ujian hidup. Jangan sekali-kali bersungut-sungut kepada Tuhan seperti bangsa Israel.

Tuhan ingin merendahkan hati kita agar kita sadar bahwa semuanya hanya karena kasih karuniaNya, bukan karena kuat kita. Ketika kita masuk ke tanah perjanjian, maka kita akan berkata bahwa ini semua bukan karena usahaku dan kuatku, melainkan hanya karena anugerahNya. Hanya orang yang rendah hati yang akan masuk ke tanah perjanjian dan mewarisi negeri dalam kelimpahan.

Mengasihi Tuhan Melebihi Segalanya

Lukas  14:26  "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."

Menurut saya, perkataan Yesus pada ayat ini merupakan pernyataan terkeras di antara pernyataan-pernyataan keras lainnya yang pernah Ia ucapkan. Yang dimaksud Yesus dengan membenci ini, bukan dalam arti sebenarnya, melainkan merupakan ungkapan kiasan. Maksud perkataan ini adalah apabila kita tidak mengasihi Yesus melebihi mengasihi orang tua, anak, saudara dan nyawa sendiri, maka kita tidak dapat menjadi muridNya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku (Matius 10:37). Untuk mengikut Yesus, kita harus melepaskan dan menyerahkan semua hal yang kita kasihi termasuk juga nyawa kita.

Yesus itu memang tokoh yang penuh kontroversial dan berbeda dengan kebanyakan tokoh yang pernah hidup di dunia ini. Biasanya seorang tokoh akan mencari pengikut sebanyak mungkin dengan cara merayu dan mengiming-imingi orang untuk mengikuti dia. Tetapi Yesus malah memberikan syarat yang sulit bagi orang yang ingin mengikutiNya. Bahkan Ia mengusir orang banyak yang mengikutiNya, karena mereka mengikutiNya hanya untuk mendapatkan makanan (berkat). Seorang kaya bertanya kepadaNya, hal apakah yang harus ia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?

Orang kaya ini adalah orang yang taat melakukan segala perintah Allah (hukum taurat). Tapi Yesus berkata kepada orang kaya tersebut agar ia menjual semua hartanya dan membagikan kepada orang miskin, lalu kemudian baru mengikut Yesus. Yesus menuntut penyerahan total bagi setiap orang yang ingin menjadi muridNya.

Saya percaya salah satu penyebab mengapa saat ini begitu banyak terdapat orang Kristen suam-suam yang sangat tidak efektif bagi kerajaan Allah adalah karena mereka telah menerima injil yang tidak seutuhnya. Saat ini banyak penginjil/pengkotbah modern yang memberitakan injil murahan, tanpa disertai tanggung jawab untuk memikul salib. Mereka merayu dan mendorong orang untuk mau percaya dan menerima Kristus, tanpa mengajarkan  konsekuensi yang harus diterima untuk menjadi murid Kristus. Malah sebaliknya mereka diajar tentang hal-hal indah dan enak yang akan diperoleh, bila mereka mau menerima Kristus.

Padahal dalam kenyataannya justru dalam mengikut Kristus, kita akan mengalami penderitaan dan kesulitan yang bisa jadi melebihi sebelum kita mengenalNya. Orang Kristen yang bertobat melalui injil murahan (tanpa salib) akan sulit bertahan saat menghadapi goncangan dan kesulitan hidup yang harus dihadapi sebagai murid Kristus. Itulah sebabnya mengapa ditemukan hanya sebagian kecil (kurang dari 5 persen) para petobat baru yang dihasilkan dari kebaktian kebangunan Rohani (KKR) yang dapat bertahan dan bertumbuh menjadi orang Kristen sejati.

Penginjil besar Charles Finney sering berkotbah selam empat atau lima hari sebelum memberikan sebuah panggilan mimbar (altar call). Finney bahkan menyuruh duduk kembali orang-orang yang sambil menangis maju ke mimbar selama ia berkotbah dan berkata "Tolong kembali ke tempat duduk anda, sebab anda belum siap". Itulah sebabnya pengijilannya begitu efektif sehingga 97 persen dari para petobat yang dihasilkannya menjadi pengikut Kristus sejati. Pertobatan bukanlah sekedar ungkapan emosi, melainkan sebuah proses perubahan pikiran.

Seseorang yang mengalami pertobatan sejati melalui injil sejati biasanya akan tumbuh menjadi orang Kristen radikal yang mengasihi Tuhan. Sebaliknya seseorang yang bertobat melalui injil murahan yang penuh kemudahan akan menjadi orang Kristen suam-suam yang tidak akan bertahan menghadapi kesulitan dan badai kehidupan.

Tujuan saya menulis artikel ini bukan untuk melemahkan iman anda kepada Tuhan, tetapi justru untuk menguatkannya. Saya berdoa melalui tulisan ini agar bagi anda yang belum mengalami pertobatan sejati bisa mengalami pertobatan tersebut sehingga anda bertumbuh menjadi orang Kristen sejati yang radikal dan mengasihi Tuhan melebihi segalanya. Saya percaya saat ini Roh Tuhan sedang dicurahkan dan bekerja di bangsa ini. Mari datanglah Roh Kudus dan bakar kami dengan api kekudusanMu!

 

5 artikel terakhir oleh admin

Categories: Artikel & Tips